Yasser Wahyudin Alumni S1 PWK yang melanjutkan double degree beasiswa umum diknas  tahun 2011/2013 berhasil mendapatkan nilai memoire 19/20.

foto Sidang akhir di Perancis (dari kiri, Fabrice Bardet, Yasser, Laurette Wittner dan Pak M.Sayarif Akhlus, atase Pendidikan Kedutaan Besar Indonesia di Perancis yang kebetulan pada saat itu sedang melakukan inspeksi bagi mahasiswa Indonesia di Lyon)

Di Perancis sistem penilaian tertinggi adalah 20 dan Yasser mendapat nilai 19 ini menunjukkan bahwa alumni JPWK Undip sudah mampu untuk melakukan kegiatan akademik yg diakui di Perancis

Berdasarkan pengalaman penelitian disana , Yasser menjelaskan bahwa seorang dosen pembimbing adalah partner di dalam pelaksanaan penelitian, khususnya eksplorasi wilayah study. Dengan  demikian perumusan permasalahan di lapangan benar benar dipahami bersama baik antara pembimbing dan mahasiswa. Dan Yasser membuktikan bahwa pola penelitian yang ada dan pernah dilakukannya di JPWK Undip berada pada jalur yang tepat

Namun demikian ada kendala yang dihadapi Yasser selama menempuh study di Perancis. Kendala terberat yang dihadapi adalah kendala bahasa. Di Perancis kelas internasional tetap menggunakan bahasa perancis. Dengan persiapan  bahasa yang sangat minim sebelum keberangkatan ( sekitar 8 bulan untuk level B2) dibandingkan dengan pelajar dari Negara lain yang masing2 persiapan bahasa selama 2 th. Kedepannya diharapkan  agar persiapan bahasa perancis dapat ditingkatkan lebih lama ( lebih dari 8 bulan )