Pandemi COVID-19 menjadi tantangan global yang mempengaruhi keberlanjutan pembangunan bidang sosial, ekonomi, dan infrastruktur. Kota memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap COVID-19 sebagai implikasi dari urbanisasi. Pertambahan penduduk cenderung mendorong pertumbuhan dan perkembangan kota yang semakin massif, didukung oleh konektivitas antar wilayah dengan kemudahan akses transportasi, dalam situasi pandemi kondisi ini dapat meningkatkan peluang penyebarluasan kasus COVID-19.  Kondisi inilah yang melatarbelakangi  Asian Development Bank  (ADB) menyelenggarakan  Southeast Asia Development Symphosium (SEADS) 2021 “Innovation through Collaboration: Planning for Inclusive Post-COVID-19 Recovery” (seads.adb.org). Tujuan utama penyelenggaraan SEADS 2021 adalah penemuan upaya strategis untuk membangun kembali pusat perkotaan Asia Tenggara yang lebih cerdas (smart) agar lebih tangguh dalam menghadapi guncangan.

Kegiatan  diselenggarakan dalam 2 (dua) sesi pada 17 dan 18 Maret 2021 menggunakan platform zoom meeting dan diikuti oleh peserta dari berbagai negara. Beberapa Dosen Pengajar dan  Mahasiswa Universitas Diponegoro turut hadir sebagai peserta dalam agenda tahunan ADB tersebut. Dr.-Ing. Wiwandari Handayani, ST, MT, MPS, staff pengajar Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)  UNDIP, di undang sebagai salah satu pembicara dalam SEADS 2021 dalam tema  Reinventing Smart Cities after COVID-19 yang mengupas pentingnya Smart City sebagai solusi pascapandemi dilihat dari kacamata Ilmu PWK. Konsep Smart City pasca pandemi harus mencakup smart di bidang ekonomi (smart economy), sumber daya manusia (smart people), tata kelola pemerintah (smart governance), transportasi dan mobilisasi (smart mobility), lingkungan (smart environment), dan sistem penghidupan (smart living).

DPWK UNDIP dalam Kegiatan SEADS 2021

Penyampaian Materi oleh Dosen Universitas Diponegoro

Konsep Smart City juga di bahas oleh 5 (lima) narasumber lainnya yang merupakan ahli bidang Perencanaan Wilayah dan Kota, Ketahanan (Resilience), dan  Teknologi Informasi dan Komunikasi, seperti Seren Hansenj, M.Sc. representasi Asean Australia Smart Cities Trust Fund (AASCTF), Amit Prothi representasi APAC dan Resilient Cities Network, Wendy Leong representasi Mobiva, dan Donna Rillera-Tabangin representasi Local Government of Baguio City (The Phillippines). Kolaborasi tersebut menghasilkan konklusi pentingnya solusi digital dalam upaya pencapaian kota tangguh dan inklusif untuk mencapai kota yang memiliki ketahanan jangka panjang (long-term resilience).

Kehadiran Universitas Diponegoro melalui Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota dalam SEADS 2021 diharapkan mampu memperluas wawasan mahasiswa terkait peluang dan tantangan global pascapandemi COVID-19. Salah satu bentuk luaran lain yang diharapkan adalah adanya partisipasi civitas akademika dalam The ASEAN Australia Smart Cities Trust Fund Open Innovation Challenge 2021, sebagai salah satu upaya menciptakan mahasiswa dan lulusan yang berdaya saing di tingkat nasional dan internasional.