JPWK.UNDIP: Januari-Februari 2014 merupakan libur semester ganjil di kalender akademis Universitas Diponegoro. Masa liburan ini dimanfaatkan oleh Kariza Dewi Wiryanti (Mahasiswa Planologi Undip 2011), Tiara Kurnia Candra (Mahasiswa Planologi Undip 2011) dan Irham Abidurrahman (Mahasiswa Planologi Undip 2012) dengan mencoba hal baru di negara lain. Ketiga mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota ini mengikuti GYAP (Global Youth Ambassador Program) selama 6 minggu yang diselenggarakan oleh AIESEC UNDIP. AIESEC adalah organisasi pemuda internasional, non-political, non-profit dan independen yang berfungsi sebagai sarana pengembangan kepemimpinan anak muda yang terletak di 113 negara di seluruh penjuru dunia.

Kariza Dewi Wiryanti, Wuhan, China.Program GYAP ini  merupakan program pertukaran pelajar yang membawa misi sosial dan budaya didalamnya. Program ini dimanfaatkan oleh Kariza, Tiara dan Irham dengan mengamati kota dan lingkungan di negara yang mereka kunjungi sebagai pembelajaran dan inspirasi untuk membangun Indonesia menjadi negara yang lebih baik. Kariza dan Tiara memilih negara regional Asia Pasifik, yaitu China dan Taiwan, sedangkan Irham memilih regional Eropa, yaitu Negara România.

AISEC4

Kariza Dewi Wiryanti, Wuhan, China.

“Awalnya saya tertarik dengan China karena Indonesia dan China memiliki karakteristik permasalahan yang sama pada penduduk yaitu memiliki penduduk yang banyak. Pemikiran akan jumlah penduduk yang banyak dapat menghambat kemajuan sebuah negara karena lebih “ruwet” itu lah yang membuat saya penasaran. Mungkin karena banyak
nya penduduk, China harus berfikir kreatif dalam penyediaan sarana prasarana kota. Jika dilihat dari kacamata planner, tidak dipungkiri saya suka sistem di China. Saya suka dengan sistem transportasinya yang terintegrasi, hunian di kota yang secara keseluruhan vertikal (baik untuk masyarakat prasejahtera maupun yang berpenghasilan tinggi), sistem pendataan yang baik (manula gratis akan bus umum dengan KTP nya, sistem tidak boleh memiliki hunian lebih dari 1 dan maksimal 70 tahun yang dapat diketahui dengan mudah, masyarakat muslim mendapat subsidi uang karena harga sapi yang mahal yang juga diketahui dengan mudah), serta kebijakan-kebijakan lain yang menurut saya pas untuk China. Ya, ini PR buat kita sebagai calon planner Indonesia, membuat Indonesia menjadi lebih baik lagi. Hehe ” jelas Kariza.

AISEC1

Tiara Kurnia Candra, Hualien, Taiwan

Cerita yang berbeda datang dari Irham yang berkesempatan untuk mengunjungi Negara România, tepatnya di ibukota negara tersebut yaitu Bucharest. “Kenapa saya memilih România? Karena memang tujuan pertama saya adalah merasakan pengalaman yang benar-benar berbeda total dengan Indonesia, berbeda benua dan terletak ribuan kilometer jauhnya. Perbedaan tersebut sangatlah terasa mulai dari perilaku sosial budaya, bahasa, pola pikir, sampai dengan bentuk hidung masyarakatnya yang berbeda. Meskipun project dan kegiatan yang saya lakukan di Bucharest lebih ke pembahasan mengenai Environmental Issues and Waste Management System, namun saya tetap meluangkan waktu dan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk belajar serta mengamati secara langsung ilmu-ilmu perencanaan wilayah dan kota yang telah saya dapatkan di perkuliahan.” tuturnya. “Selama dua bulan berada disana, saya dapat menangkap bagaimana style strukturisasi dan pola keruangan yang dimiliki oleh kota-kota di Eropa Timur, pengaturan sistem jaringan jalan yang baik, serta pengelolaan antar public transportation yang sangat sistematis dan saling terintegrasi satu sama lain, dan kemudian membandingkan kondisi tersebut dengan keadaan yang ada di negara kita Indonesia. Hal-hal tersebut sedikit banyak telah membuka wawasan dan pemikiran saya terhadap orientasi pembangunan dan pengembangan kota-kota di Indonesia di masa depan yang tentunya diharapkan setelah berhasil mempelajari hal-hal positif dari benua biru tersebut kemudian dapat membawanya pulang untuk memberikan dampak positif dan kontribusi nyata kepada negara melalui bidang ilmu yang saya tekuni.” ujar mahasiswa asal Magetan tersebut.

AISEC2

Irham Abidurrahman, Bucharest, Romania

Keikutsertaan ketiga mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota tersebut dalam program pertukaran pelajar kali ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa lain untuk terus mengembangkan potensi yang dimiliki serta berani untuk keluar dari zona nyaman, sekaligus mencoba hal-hal baru yang dapat memberikan dampak positif bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Selain itu sebagai calon perencana Indonesia di masa depan, diharapkan pula dengan ilmu baru yang didapatkan secara langsung dari “kuliah lapangan” di negara lain ini dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan pembangunan dan perkembangan wilayah serta kota di Indonesia untuk berkembang dan bertumbuh menuju ke arah yang lebih baik.