Jum’at, 28 Juni 2024 telah dilaksanakan presentasi final Lomba Masterplan dalam Urban Planning Competition (UPCO) 2024 yang diselenggarakan oleh Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Pelaksanaan presentasi final diawali dengan paparan kemudian dilanjut dengan tanya jawab terkait gagasan masterplan yang dirancang. Dalam pemaparan ini, tim mahasiswa juga menampilkan video terkait desain perancangan. Setelah itu, tanya jawab dilakukan oleh dewan juri yang terdiri dari tim dosen beberapa universitas serta perwakilan Sekretariat Daerah Kabupaten Demak.

Tim mahasiswa PWK Universitas Diponegoro beranggotakan Dede Suhendar, Akbar Ramadhani Destu, dan Dihya Alfadhil Umar Al Haddad (Angkatan 2021) berhasil masuk ke 5 besar. Selain Universitas Diponegoro, juga terdapat beberapa perwakilan lainnya dari Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Islam Sultan Agung. Kesempatan ini diberikan berkat 3 panel poster yang sebelumnya bersaing dengan 23 poster milik tim peserta lainnya dari berbagai universitas di Indonesia. Setiap tim diberikan waktu 4 minggu untuk menyelesaikan poster, video, bahan paparan, dan masterplan desain perancangan.
Konsep masterplan yang dibawakan berangkat dari isu “Pemberdayaan Komunitas Pesisir melalui Penataan Lanskap Budaya dan Perancangan Kawasan Kampung Bakau yang Tangguh” yang mengunggulkan desain yang sensitif terhadap komunitas dan lingkungan pesisir. Konsep kemudian diberi nama TIRAM SENANG atau “Timbulsloko-Bogorame Sustainable Eco-creative Neighbourhood and Mangroves”. Kata tiram diambil dari biota laut yang ada di kawasan, yang memiliki filosofi sendiri. Seperti tiram yang mampu mengubah pasir dengan cangkangnya menjadi sebuah mutiara, kedua dukuh juga diharapkan dapat menjadi kampung yang tangguh melalui peningkatan kapasitas adaptasi yang diakomodir oleh desain perancangan. Kata senang juga merupakan singkatan dari konsep (atau zona) yang diterapkan: sustainable (S), empowerment (E), nature-based solution (N); dan dari indikator konsep: adaptive (A), net-zero (N), dan green infrastructure (G).
Dengan desain yang dirancang, tim mahasiswa juga melakukan pemrogaman aktivitas dan desain rumah yang menyesuaikan karakter masyarakat pesisir, termasuk produksi hasil laut dan aktivitas perikanan, hingga aktivitas rumah tangga di daerah pesisir. Dengan itu, sebuah ruang dapat dipakai sepanjang hari untuk aktivitas yang berbeda dan rumah dapat menjadi multi-guna untuk beristirahat, berlindung, bekerja (sekaligus sebagai penambahan sumber mata pencaharian). Penataan lansekap dan perlindungan pantai berlapis atau yang dikenal dengan ecosystem-based protection juga dilakukan. Pertimbangan dilakukan terhadap habitat dan karakteristik flora dan fauna, termasuk kedalaman air, kekuatan angin dan ombak, hingga muara sungai dan arus air.