Webinar Series yang di selenggarakan oleh Laboratorium Perancangan Ruang Fisik Kota dan Wilayah, Departemen Perencanaan Wilayah Kota di adakan kembali pada 21 November 2020. Webinar Resilient Kampong ini merupakan rangkaian dari webinar sebelumnya dalam kerangka kajian “Dari Konsep menuju Implementasi: Water Sensitive Urban Design dalam Perspektif Kota Berketahanan. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama dari Departemen PWK, Fakultas Teknik Undip dengan dengan Bappeda Provinsi Jawa Tengah, Ikatan Ahli Perencana (IAP) Jawa Tengah, dan Ikatan Ahli Lingkungan (IALI) Jawa Tengah. Pada webinar ini terdapat dua narasumber, pertama, Bapak Ismet Adipradana, ST, MM dari Bappeda Kota Semarang, Ibu Rizqa Hidayani, ST,M.PWK dari Kota Kita (Tim Water as Leverage) dimana selanjutnya dilakukan pembahasan oleh Bapak Yanuar Arifin, St dari Ikan Ahli Perencanaan (IAP) Jawa Tengah, dan Ibu Dr.Ir Rina Kurniati, MT dari Departemen PWK, Undip.

Kegiatan webinar ini dilakukan secara online melalui Zoom dikuti oleh …peserta dan melalui streaming youtube yang diikuti oleh 96 peserta. Webinar dilaksanakan mulai pukul 10.00-12.00 WIB dimana diawali dengan pembukaan secara resmi oleh Bapak Dr.Ir Hadi Wahyono, MA selaku Ketua Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Undip, kemudian dilanjutkan paparan dari narasumber, pembahasan oleh narasumber, diskusi dan penutup.

Berikut adalah paparan yang disampaikan oleh para narasumber :
1. Bapak Ismet Adipradana, ST,MM

Berbagai persoalan terkait air yang terjadi menyebabkan masyarakat menjadi rentan, khususnya masyarakat di kampung kota dimana tidak memiliki infrastruktur yang memadai. Oleh karena itu penting kiranya untuk mewujudkan ketangguhan pada level unit wilayah terkecil, yaitu melalui kampung tangguh dimana merupakan kampung yang mampu bertahan dan beradaptasi, dan tumbuh dalam menghadapi segala tekanan khususnya terkait perubahan iklim.
Ditinjau dari aspek kebijakan, maka semangat mewujudkan ketangguhan masyarakat sudah termuat dalam RPJMD Kota Semarang salah satunya ingin mewujudkan Kota Semarang sebagai kota metropolitan yang dinamis dan berwawasan lingkungan. Hal ini kemudian diturunkan menjadi lima strategi yaitu terwujudnya tata ruang yang berdaya guna, meningkatnya kinerja pelayanan infrastruktur kota, terwujudnya lingkungan hidup yang berkualitas, terwujudnya sarana prasarana dasar permukiman yang berkualitas, meningkatnya ketangguhan bencana. Pada tataran implementasi telah dilakukan program rain water harvesting, sumur resapan, biopori, kampung tematik, program penanganan permukiman kumuh.
Namun demikian, persoalan-persoalan seperti banjir, penurunan muka tanah, pencemaran sungai masih terjadi dan menyebabkan kerugian bagi masyarakat. Oleh karena itu, kampung tangguh ini dapat terus dikembangkan baik dengan melakukan elaborasi dengan program on going, seperti program kelurahan tanggap bencana, program kotaku, dan Pamsimas. Sedangkan implementasinya dapat dilakukan melalui beberapa sumber pendanaan seperti APBD (program kampung tangguh), musrenbang hijau (APBD), dan kerjasama dengan swasta.

2. Ibu Rizqa Hidayani, ST,M.PWK

Berbagai permasalahan terkait air (water-related problems) yang terjadi di Kota Semarang menyebabkan kerugian bagi masyarakat yang pada akhirnya membuat masyarakat menjadi rentan. Beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah Kota Semarang. Satu hal yang menjadi kunci penting dalam mewujudkan kampung tangguh adalah bahwa solusi yang disampaikan sesuai dengan karakteristik kampung, misalnya kampung yang ada di kawasan pesisir akan berbeda dengan kampung di kawasan perbukitan.

Tujuan yang ingin dicapai dari kampung tangguh ini adalah menciptakan masyarakat dan lingkungan yang tangguh melalui perbaikan manajemen air, kualitas lingkungan, akses layanan dasar, dan peningkatan kapasitas masyarakat. Kampung tangguh ini bisa dicapai melalui 6 (enam) komponen, yaitu peningkatan air bersih, peningkatan pengelolaan limbah domestik, peningkatan pengelolaan sampah padat, peningkatan efisiensi energi, peningkatan kesiapsiagaan bencana, dan pengurangan resiko banjir melalui manajemen limpasan air.

Apa yang bisa dilakukan masyarakat saat ini adalah dengan mengelola air sebaik-baiknya dengan menampung air hujan dan menggunakan kembali untuk non-konsumsi, menggunakan paving berpori untuk meningkatkan resapan air, membuat taman hujan, dan lainnya yang sifatnya lokal dan mudah dilakukan masyarakat.

Berikutnya adalah pembahasan yang disampaikan oleh para narasumber :
1. Bapak Yanuar Arifin, ST

Program Kampung Tangguh merupakan inisiatif Kota Semarang untuk meningkatkan
ketangguhan terhadap perubahan iklim melalui peningkatan adaptasi, mitigasi, kesiapsiagaan bencana pada skala kampung yang berbasis pada inisiatif masyarakat. Program ini menetapkan target perbaikan pada kampung/kelurahan yang memiliki kerentanan dan mengimplementasikan upaya perbaikan pada aspek fisik & peningkatan kapasitas masyarakat. Program ini bertujuan untuk mengakselerasi pencapaian upaya pembangunan berkelanjutan di lokasi-lokasi yang memiliki risiko iklim tinggi di Kota Semarang.

Pembangunan kampung tangguh tidak hanya fokus pada aspek fisik saja, tetapi juga aspek non fisik seperti aspek kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat. Saat ini sudah banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah Kota Semarang dalam kaitannya meningkatkan kapasitas dan ketangguhan masyarakat baik dalam bidang infrastruktur air bersih, air minum, maupun sanitasi. Beberapa program tersebut antara lain Pamsimas, Kelompok Siaga Bencana, Kelompok Tangguh Bencana, Kampung tematik, hingga kampung tangguh. Namun demikian, kunci penting dari semua kegiatan tersebut adalah perlu adanya kolaborasi dari semua stakeholder.

2. Ibu Dr.Ir Rina Kurniati, MT

Program Kampung Tangguh merupakan inisiatif Kota Semarang untuk meningkatkan ketangguhan terhadap perubahan iklim melalui peningkatan adaptasi, mitigasi dan kesiapsiagaan bencana pada skala kampung yang berbasis pada inisiatif masyarakat. Aspek penting yang harus diperhatikan pada kampung tangguh adalah intervensi fisik melalui infrastruktur hijau, pengembangan kapasitas dan kelembagaan, serta memberikan akses terhadap sumber daya.

Green Infrastructure atau infrastruktur hijau merupakan konsep penataan ruang yang mengaplikasikan infrastruktur ramah lingkungan, tidak mengganggu siklus alami lingkungan dari tahap perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan tahap pemeliharaan memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam. Komponen green infrastructure terdiri atas bioswale, wetland, pond, ecosystem planning, filter strip, green roof, green wall, headgero, perforated pipe, permeable pavement, rain garden and bioretention, rain harvesting, riparian buffer, xeriscaping, tree canopy expansion, soakaways.

Berbagai macam ide atau strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kampung yang tangguh khususnya dari sudut pandang urban design yang implementatif. Konsep green infrastructure yang disesuaikan dengan karakteristik, kapasitas, dan potensi yang dimiliki oleh Kota Semarang.

Penutup
Kesimpulan disampaikan oleh moderator Dr.-Ing Santy Paulla Dewi, ST, MT adalah :

Bahwa kampung kota mengalami berbagai persoalan seperti akses air bersih, sanitasi, pengelolaan sampah dimana semua masalah ini menjadikan masyarakat menjadi rentan. Oleh karena itu perlu adanya strategi yang selaras dengan karakteristik masyarakat kampung, salah satunya melalui konsep Resilient kampong. Resilient Kampong berarti bahwa kampung tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi juga masyarakatnya yang berperan aktif dan bisa memahami kebutuhan dan menentukan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Upaya-upaya yang skalanya lokal perlu terus dipupuk dan dibina karena nantinya jika dilakukan secara bersama akan mampu memberikan hasil yang besar, yaitu terwujudnya ketangguhan secara keseluruhan.

Pada akhirnya perkembangan sebuah kota tidak akan terlepas dari keberadaan kampung, seperti halnya kampung akan tetap selalu ada pada konteks setting kota. Karena bagaimanapun, kampung kota di Indonesia tetap memiliki semangat paguyuban dan jiwa kampung meskipun secara fisik tampilannya telah menjelma menjadi sebuah kota. Kampung tangguh diharapkan mampu menjadi solusi terkait masalah air bagi masyarakat dimana mengedepankan karakteristik masyarakat kampung dengan relasi sosial yang kuat untuk menyelesaikan permasalahan yang sifatnya fisik.