CURE

CENTER FOR URBAN AND REGIONAL RESILIENCE RESEARCH (CURE)

 

Kontak
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik – Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Pengurus
Ketua : Prof. Dr. -Ing. Wiwandari Handayani, ST, MT, MPS
Sekretaris : Rukuh Setiadi, ST, MEM. Ph.D

Latar Belakang, Sejarah, Visi, dan Ruang Lingkup CURE

Latar Belakang

Wilayah dan Kota berkembang dengan pesat dan cenderung terkonsentrasi pada titik-titik pertumbuhan tertentu. Kota-kota dengan lokasi strategis cenderung tumbuh pesat melampaui wilayah administrasinya, sementara, banyak wilayah lainnya cenderung stagnan atau bahkan ditinggalkan penduduknya.

Secara umum, 34 kota di dunia dengan penduduk lebih dari 10 juta jiwa, 22 diantaranya berlokasi di benua Asia. Pulau Jawa dengan luas 7% dari total luas Indonesia dihuni oleh kurang lebih 60% dari total penduduk indonesia. Perkembangan wilayah dan kota yang tidak seimbang ini memunculkan berbagai gangguan, baik dalam bentuk guncangan atapun tekanan. Dampak perubahan iklim semakin terasa akibat dari berbagai aktifitas pembangunan yang semakin sulit dikendalikan

Sejarah CURE

Ketahanan wilayah dan kota dapat dipahami sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan wilayah dalam beradaptasi terhadap berbagai guncangan dan tekanan yang terjadi baik fisik maupun sosial dan ekonomi. Melalui konsep ini diharapkan berbagai wilayah memiliki strategi untuk menghadapi permasalahan-permasalahan kota baik dari masalah sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Peran aktif CURE dalam pengembangan keilmuan untuk mendorong terciptanya ketahanan wilayah dan kota dimulai sejak tahun 2009 melalui keterlibatan CURE dalam Program Asian Cities Climate Change Resilience Network (ACCCRN). Dari program tersebut sebuah dokumen ketahanan kota untuk adaptasi perubahan iklim telah berhasil dirumuskan dengan sejumlah aksi adaptasi di Kota Semarang. Keterlibatan CURE selanjutnya ialah sebagai mitra Kota Semarang dalam Program 100 Resilient Cities (100RC) mulai tahun 2014 yang bertujuan untuk mendorong Kota Semarang agar menjadi Kota Tangguh dalam menghadapi tantangan dan guncangan.

Isu ketahanan wilayah dan kota telah disikapi dalam berbagai forum diskusi, program, dan kegiatan. Namun, berbagai hal yang telah dilakukan masih perlu ditingkatkan, mengingat isu ketahanan wilayah dan kota perlu didiskusikan dan dilakukan secara inklusif dengan melibatkan peran serta seluruh pemangku kepentingan. CURE sebagai salah satu pusat kajian di bawah Fakultas Teknik – Universitas Diponegoro diresmikan melalui Surat Keputusan Dekan Fakultas Teknik tahun 2017 agar dapat berkontribusi dalam pengembangan keilmuan dan praktik kebijakan untuk mendorong terciptanya ketahanan wilayah dan kota. Dari pengalaman terkait dengan isu ketahanan wilayah dan kota, selanjutnya menginspirasi tim Pusat Kajian Ketahanan Wilayah dan Kota (CURE) untuk tergerak melakukan beberapa riset seperti: 1) Adaptasi Perubahan Iklim dan Mitigasi Bencana, 2) Pengelolaan Risiko Bencana dan Urbanisasi, dan 3) Pengelolaan Risiko Bencana dalam Konteks Keruangan dan Meningkatkan Ketahanan.

Visi CURE

Sejalan dengan visi dan misi Universitas Diponegoro, CURE berkomitmen untuk terus mendukung Universitas Diponegoro untuk menjadi universitas riset yang unggul khususnya dalam bidang ketahanan wilayah dan kota.

Ruang Lingkup CURE

Ruang Lingkup kajian, kegiatan pendampingan dan advokasi yang CURE lakukan memperhatikan empat elemen utama sebagai berikut:
1. Ketahanan sebagai isu multisektoral,
2. Berbagai gangguan wilayah dan kota yang erat kaitannya dengan aspek kebencanaan,
3. Adaptasi yang terkait dengan dampak perubahan iklim, dan
4. Pentingnya mengakomodir prinsip-prinsip keberlanjutan (sustainability).

Roadmap Kegiatan Penelitian

Rekam jejak kegiatan yang telah dilakukan mengacu pada roadmap penelitian CURE. Memahamikondisi gangguan (shock and stresses) wilayah dan kota, roadmap CURE terbagai dalam dua pendekatan, yaitu dalam hal kebijakan (Policy based approach) dan teknokratik (Technoratic based approach), untuk mewujudkan ketahanan wilayah dan kota.

Gambar Roadmap Penelitian Pusat Kajian Ketahanan Wilayah dan Kota

 

Kerjasama Riset dan Produk Hasil Penelitian

Sejak tahun 2017, CURE terus mendorong ketahanan wilayah dan kota melalui keterlibatannya dalam beberapa kerjasama penelitian dan proyek pembangunan dengan berbagai pihak. meliputi pemerintah daerah, institusi pendidikan, NGO, lembaga donor, maupun pihak swasta lainnya baik pada level nasional maupun international. Beberapa kerjasama penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mobility Resilience (2017-2019) – yang berkaitan dengan transportasi umum dan peningkatan Sistem BRT (Bus Rapid Transit) Trans Semarang di Kota Semarang. Project ini bekerjasama dengan IKUPI, Pemerintah Kota Semarang, Pemerintah Kota Toyama, Kementrian Lingkungan Jepang, 100RC, IGES dan ITDP

Foto Kegiatan Grand Launching Program Converter Gas BRT Trans Semarang

Dokumentasi a) Report Policy Study and Co-benefits Action Plan Study in Semarang City, b) Report Increasing Intermodality and Ridership of BRT Trans Semarang

2. Resilience Assessment (2017-2020) – terkait dengan pengembangan City Resilience Index bekerjasama dengan 100RC, ARUP, Pemerintah Kota Semarang, dan IUCCE yang dapat digunakan sebagai alat untuk perencanaan dan pengambilan keputusan, dan Urban Community Resilience Assessment (UCRA) bekerjasama dengan WRI, Cities Alliance, dan IKUPI. Project ini bertujuan untuk mengukur bagaimana masyarakat dan individu menanggapi potensi risiko iklim dapat membantu mengidentifikasi kebutuhan ketahanan dan menginformasikan perencanaan ketahanan perkotaan yang efektif.

Dokumentasi a) Report City Resilience Index, dan b) Report Urban Community Resilience Assessment (UCRA)

 

3. Water Resilience – Water as Leverage (2018-2020) bertujuan untuk mengembangkan proposal desain yang inovatif, bankable, dan dapat diterapkan untuk mengatasi masalah terkait air di Kota Semarang. Tujuan pengembangan desain konseptual akan memanfaatkan air untuk ketahanan iklim perkotaan. Project ini bekerjasama dengan bekerjasama dengan Fabrications, Witteveen + Bos, IDN Liveable Cities, Deltares, Yayasan Kota Kita, Unisula, dan Inisiatif Kota Perubahan Iklim (IKUPI).

Foto Kegiatan Water as Leverage

Dokumentasi Report Water as Leverage

 

4. Resilience Tools Development (2019). CURE terlibat dalam Workshop of Archipelago City – Scenarios for Urban Pathways in Java yang terkait dengan pengembangan alat untuk memproyeksikan kondisi di Pulau Jawa dan menghasilkan pendekatan baru untuk urbanisasi dan transformasi teritorial skala besar di Asia. Kegiatan ini bekerjasama dengan Future Cities Laboratory Singapore.

Foto Kegiatan Workshop of Archipelago City – Scenarios for Urban Pathways in Java

 

5. Policy Advocacy (2019) yang terkait pendampingan Kota Semarang dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD-API) untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dan memiliki sistem pembangunan kota yang semakin adaptif terhadap perubahan iklim. Project ini bekerjasama dengan Pemerintah Kota Semarang dan IKUPI.

Dokumentasi Laporan Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD-API)

 

6. Waste Management (2020-2021). Salah satu proyek yang terkait dengan pengelolaan sampah adalah Circularity Assessment Protocol (CAP) yang bertujuan untuk mengukur dan mengkarakterisasi bagaimana plastik konsumen mengalir ke masyarakat. Project ini bekerjasama dengan Circularity Informatics Lab – University of Georgia.

Foto Kegiatan.

 

Dokumentasi Report Circularity Assessment Protocol (CAP)

 

7. Knowledge Sharing (2021) yang berkaitan dengan penerbitan buku dengan judul “Ketahanan Perkotaan: Konsep, Praktik, Instrumen, dan Tata Kelola” bekerjasama dengan IKUPI dan IAP Jawa Tengah. Buku ini memaparkan konsep dan praktik yang dapat digunakan untuk mendukung perencanaan kota dan mengakomodasi isu perubahan iklim untuk mewujudkan ketahanan perkotaan.

Foto Kegiatan Launching Buku Ketahanan Perkotaan: Konsep, Praktik, Instrumen, dan Tata Kelola

 

Dokumentasi Buku Ketahanan Perkotaan: Konsep, Praktik, Instrumen, dan Tata Kelola

 

Beberapa capaian dalam hal publikasi ilmiah juga telah dilakukan oleh peneliti Center for Urban and Regional Resilience Research (CURE) berupa artikel ilmiah yang dipaparkan melalui seminar internasional atau diterbitkan pada jurnal internasional bereputasi.

Profil Keahlian Peneliti

Isu ketahanan bersifat multi sektoral, CURE melibatkan para pakar/tenaga ahli dari berbagai bidang keahlian khususnya di Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Harapan

Peran perguruan tinggi sangat diperlukan khususnya berkaitan dengan pengembangan keilmuan, karena isu ketahanan merupakan ilmu baru yang memerlukan pendalaman dari lintas bidang keilmuan. Isu ketahanan wilayah dan kota telah disikapi oleh akademisi melalui berbagai program dan kegiatan. Untuk mewujudkan pusat riset kelas dunia, beberapa upaya yang dilakukan oleh Pusat Kajian Ketahanan Wilayah dan Kota/ Center for Urban and Regional Resilience Research (CURE) antara lain:
• Menjaga kerjasama dan mengembangkan penelitian dengan mitra pada level nasional dan internasional untuk memperkuat kelembagaan Pusat Kajian Ketahanan Wilayah dan Kota
• Melakukan pendampingan agar inisiatif kota yang berketahanan iklim dapat terinternalisasi
• Meneruskan dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak di tingkat nasional dan internasional

CURE akan terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam mendorong penelitian, pengembangan kebijakan dan pendampingan di bidang ketahanan wilayah dan kota melalui kolaborasi dengan berbagai pihak di tingkat nasional dan internasional.