Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, pada hari Selasa, 27 Mei 2025 telah menyelenggarakan kegiatan International Lecture Series (ILS) #02 dengan tema Theory and Practice of Climate Migration. Kegiatan ini diselenggarakan secara sinkronus melalui zoom meeting dan asinkronus melalui YouTube DPWK UNDIP. Tema diskusi webinar tersebut berkaitan erat Sustainable Development Goals dengan tujuan pembangunan berkelanjutan 10 (mengurangi kesenjangan dalam dan antar negara), pembangunan berkelanjutan no 11 (kota dan komunitas yang berkelanjutan), dan pembangunan berkelanjutan no 13 (perubahan iklim). Sebagai pembicara pada kegiatan ILS ini adalah Dr. Johannes Herbeck dari Sustainable Research Centre, Department of Geography, University of Bremen, Germany yang memaparkan materi Climate Migration of Germany-European Cases. Dr. Sariffuddin dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro selanjutnya menyampaikan materi kuliah tentang Tracing Climate Gentrification Through Property Tax Records: a Data-Driven Approach to Risk-Based Displacement. Maya Damayanti, Ph.D dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro bertugas sebagai moderator.
Dihadiri oleh 55 peserta yang hadi secara sinkronus (zoom meeting) tidak hanya kalangan mahasiswa dan dosen di lingkungan Universitas Diponegoro, namun juga civitas akademika dari universitas lainnya, perwakilan instansi pemerintah, NGO serta alumni Universitas Diponegoro. Tujuan kegiatan International Lecture Series adalah menambah wawasan dan pengetahuan tema terkini, inovatif dan bermanfaat praktis yang dapat ditindaklanjuti oleh mahasiswa S1 dan S2 DPWK sebagai judul penelitian Tugas Akhir dan Tesis.
Hasil pemaparan materi perkuliahan tersebut menggarisbawahi perubahan iklim sebagai penyebab ancaman fisik, sosial dan ekonomi sehingga masyarakat melakukan migrasi dan melakukan adaptasi sosial, ekonomi dan properti. Perubahan iklim memengaruhi sektor perumahan baik fisik bangunan, lokasi, nilai kelayakan properti. Kebijakan pemerintah lokal yang adaptif merekomendasikan perlunya kolaborasi antara pemerintah, swasta dan masyarakat untuk menciptakan hunian yang tangguh, terjangkau dan berkelanjutan.