Pada hari senin, 3 November 2025, telah berlangsung kegiatan International Lecture Series #08 yang dilaksanakan secara hybrid bertempat di Ruang Studio B.105 Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Undip dan sinkronus (zoom meeting). Kegiatan ILS kali ini mengusung tema “Towards Livable Cities” yang terkait dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 3 (kehidupan sehat dan sejahtera), Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 11 (kota dan permukiman yang berkelanjutan). Kegiatan ini dibuka dengan sambutan oleh Prof. Dr.-Ing. Wiwandari Handayani selaku Ketua Program Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Undip.

Kegiatan perkuliahan dimoderatori oleh Landung Esariti, ST, MPS dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Undip. Materi pertama, dengan tema “Sustainable Housing Development in Malaysia: Traditional, Colonial and Modern Approach”,  disampaikan oleh Prof. Dr. Ahmad Sanusi Bin Hassan dari Architecture Programme at the School of Housing, Building and Planning, Universiti Sains Malaysia (USM), Malaysia. Sementara itu, Wido Prananing Tyas, Ph.D dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Undip memberikan materi mengenai “The Creative City Development: a Case Study of Gastronomy City”.

Catatan penting dari materi perkuliahan dan diskusi antara lain terkait dengan tren ekonomi yang menjadi salah satu pemicu utama dalam mendorong perkembangan kawasan perkotaan, karena dinamika keuangan dan investasi dapat mempengaruhi arah perencanaan serta pengambilan keputusan dalam pembangunan kota. Hal lain yang di bahas terkait dengan pemanfaatan potensi ekonomi lokal pada pengembangan konsep gastronomy city, di mana sektor kuliner diolah menjadi daya tarik kota untuk meningkatkan kunjungan wisatawan sekaligus memperkuat perekonomian daerah. Kedua pemateri menekankan bahwa selain ekonomi, faktor budaya turut membentuk arah serta kontrol pembangunan kota, memberikan identitas dan karakter yang melekat pada ruang kota. Secara jangka panjang, untuk mewujudkan kota yang layak huni, diperlukan pengendalian kualitas pembangunan, penyediaan infrastruktur yang memadai, serta integrasi tindakan ekologis dan aksi perubahan iklim agar transformasi kota berjalan secara berkelanjutan.

Antusiasme peserta terlihat jelas selama sesi diskusi, ditandai dengan banyaknya pertanyaan, tanggapan, dan pendapat yang disampaikan terkait materi. Kegiatan ini dihadiri oleh 40 peserta, terdiri atas dosen, mahasiswa, serta perwakilan institusi pemerintah.

Berikut ini merupakan tautan rekaman International Lecture Series 2025 Series #08

https://www.youtube.com/watch?v=duji2gOLhME