Masjid Agung Demak merupakan masjid tertua peninggalan dari masa Kesultanan Demak. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar abad ke-15 Masehi. Masjid Agung Demak yang bersejarah ini juga menjadi destinasi wisata di Demak. Namun, saat ini Masjid Agung Demak memiliki beberapa permasalahan antara lain kurangnya moda transportasi, ketersediaan fasilitas penunjang wisata masih belum memenuhi kebutuhan, PKL yang berjualan di zona merah dan tidak tertata.

Berdasarkan permasalahan Masjid Agung Demak, dilakukan upaya penataan agar aktivitas wisata dapat dikendalikan. Untuk memahami lebih lanjut mengenai kondisi kawasan Masjid Agung Demak dan sekitarnya, maka dilaksanakan kegiatan ekskursi. Ekskursi ini dilaksanakan pada tanggal 19 April 2024 oleh Laboratorium Perancangan Kota dan Pembangunan, Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Kegiatan ekskursi ini merupakan bagian dari Mata Kuliah Pilihan, yang bertujuan agar mahasiswa dapat belajar langsung dilapangan mengenai pengelolaan kawasan heritage, penataan permukiman dan kampung kota di sekitar Masjid Agung Demak, termasuk penataan PKL dan ruang public, serta kawasan bantaran sungai yang ada di belakang masjid.

Kegiatan ekskursi diikuti oleh 39 mahasiswa semester enam dan didampingi oleh tiga orang dosen, yaitu Dr. Ir. Retno Widjajanti, MT, Retno Susanti, ST, MT, dan Novia Sari Ristianti, ST, MT. Selama kegiatan ekskursi, tim dari DPWK Undip didampingi oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Demak khususnya saat observasi lapangan. Selain itu juga dilakukan wawancara kepada Takmir Masjid Agung Demak.

Kegiatan ini sangat relevan dengan upaya pencapaian SDG 11: Sustainable Cities and Communities.