Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (DPWK) Fakultas Teknik Universitas Diponegoro kembali mengadakan kegiatan Praktisi Mengajar sebagai sarana memperkaya pengetahuan mahasiswa dengan perspektif akademis sekaligus pengalaman lapangan. Pada Rabu, 28 Mei 2025, kegiatan ini menghadirkan Mega Anggraeni, ST, M.Si, yang saat ini merupakan Manager di Yayasan Inisiatif Kota untuk Perubahan Iklim (IKUPI). Dalam perkuliahan tersebut, Beliau menyampaikan materi bertema “Perubahan Iklim dan Pengelolaan Sampah Hulu.” Topik ini diberikan kepada mahasiswa Magister Perencanaan Wilayah dan Kota (MPWK) melalui mata kuliah Climate Change and Planning serta Permasalahan Perencanaan dan Pembangunan, dan juga kepada mahasiswa Program Sarjana melalui mata kuliah Ketahanan Kota dan Desa Berbasis Masyarakat.
Sampah merupakan salah satu kontributor terbesar emisi gas rumah kaca, sehingga pengelolaan yang terpadu memiliki urgensi tinggi dalam upaya mitigasi sekaligus adaptasi terhadap perubahan iklim. Dalam perkuliahan ini, Bu Mega selaku praktisi perubahan iklim, menekankan bahwa pengelolaan sampah di tingkat hulu menjadi krusial karena mampu mencegah penumpukan sejak sumbernya, mengurangi volume yang masuk ke tempat pembuangan akhir, serta menekan emisi dari proses transportasi dan pengolahan. Upaya di hulu, seperti pemilahan, pengurangan penggunaan material sekali pakai, hingga daur ulang, terbukti lebih efisien dibandingkan penanganan di hilir yang cenderung membutuhkan biaya besar dan berisiko tinggi terhadap lingkungan. Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci dalam pengelolaan sampah hulu, sebab keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada perubahan perilaku, kesadaran kolektif, dan kolaborasi berbagai pihak untuk menciptakan sistem persampahan yang berkelanjutan.

Pemaparan Mega Anggraeni, ST, MSi dari IKUPI tentang Pengelolaan Sampah pada Level Hulu
Melalui kegiatan Praktisi Mengajar ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami isu pengelolaan sampah dan perubahan iklim secara teoritis, tetapi juga mampu melihat bagaimana konsep tersebut diterapkan dalam praktik kerja nyata. Interaksi dengan praktisi memberikan pengalaman berharga yang dapat memperluas wawasan sekaligus meningkatkan kesiapan mereka memasuki dunia profesional. Lebih jauh, keterlibatan mahasiswa dalam isu ini sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan mengenai kota dan permukiman berkelanjutan (SDG 11), konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (SDG 12), serta penanganan perubahan iklim (SDG 13).