Hai, perkenalkan nama saya Gustia Kusumastuti. Saya merupakan salah satu mahasiswa yang saat ini sedang menempuh pendidikan di semester 6, Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Merupakan suatu karunia yang luar biasa karena saat ini saya bisa menyandang gelar “mahasiswa”, sebuah gelar yang mungkin diimpikan oleh sebagian besar orang, dan saya merupakan salah satu orang yang diberi kesempatan untuk dapat berkarya lebih dengan menyandang gelar tersebut. Sebagai mahasiswa, banyak peluang dan wujud kebebasan yang lebih besar bagi kita untuk senantiasa berkarya dan berupaya lebih dalam meningkatkan kemampuan kita dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Sebagai pribadi yang berorientasi pada proses saya yakin bahwa segala hal positif yang saya lakukan akan membuahkan hasil yang optimal. Hal ini termasuk dalam sepenggal cerita dan perjalanan saya untuk memperoleh berbagai pengalaman, termasuk dalam memperoleh beasiswa hingga akhirnya saat ini saya diberi kepercayaan untuk menjadi salah satu Beswan Karya Salemba Empat sejak bulan September 2021 lalu. Beasiswa Karya Salemba Empat (KSE) sudah tidak asing di telinga saya, bahkan sejak pertama kali saya menempuh dunia perkuliahan. Mengetahui bahwa semangat Yayasan Karya Salemba Empat yang bertajuk Sharing, Networking, dan Developing, membuat saya merasa bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang ingin saya cari saat ini. Pada awalnya, orientasi utama saya mendaftar beasiswa ini adalah untuk menjadikan wadah bagi saya dalam berkembang dan berproses, terlebih lagi dengan berbagai macam program yang telah disediakan oleh KSE.

Seperti beasiswa pada umumnya, perjalanan memperoleh beasiswa KSE ini tentunya dilalui dengan beberapa tahapan yaitu pendaftaran dan pemberkasan, interview, hingga akhirnya pengumuman. Pada waktu itu, pendaftaran untuk Universitas Diponegoro hanya dibuka selama 6 hari, yaitu sejak tanggal 20-25 April 2021. Waktu yang tergolong cukup singkat untuk mengisi data-data yang diperlukan hingga memenuhi beberapa berkas. Tidak hanya sampai disitu, KSE juga mewajibkan bagi para pendaftar untuk membuat 9 essay dengan tema berbeda yang sudah ditentukan oleh pihak Yayasan. Saat itu, saya mencoba untuk menerapkan disiplin ilmu yang saya pelajari, yaitu “perencanaan”. Beberapa hal yang bisa saya lakukan dengan waktu yang cukup terbatas ini adalah dengan melakukat riset beasiswa KSE, mempersiapkan kebutuhan berkas sebelum pendaftaran dibuka, hingga mencoba untuk tidak deadliner dalam melakukan finalisasi pendaftaran. Alhasil, segala keperluan persyaratan dapat saya selesaikan 1 hari sebelum penutupan, dan pada tanggal 25 April 2021 saya hanya melakukan crosscheck ulang dan memastikan semuanya sudah benar.

Waktu pendaftaran sudah terlewati dan waktu tunggu pengumuman interview pun dimulai. Akhirnya, setelah menunggu hampir 2 bulan, tepatnya pada tanggal 17 Juni 2021 hari itu pun tiba dan alhamdulillah nama saya menjadi salah satu nama pendaftar yang lolos ke tahap interviewInterview pun dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2021. Ada cukup banyak persyaratan teknis yang bear-benar perlu dipahami dan dipersiapkan termasuk ketelitian terkait room pada zoom meeting yang harus kita masuki, penamaan akun zoom meeting yang harus sesuai dengan ketentuan, hingga beberapa persiapan materi interview yang harus benar-benar matang. Memang, waktu itu bukan merupakan kali pertama saya melakukan interview, tetapi prinsip dari “siap” tentunya membutuhkan berbagai persiapan mulai dari mengenali cara memperkenalkan diri yang menarik, melatih kepercayaan diri saat menjawab peranyaan, hingga memperlajari essay yang telah saya buat. Banyak hal yang saya lakukan untuk memenuhi persiapan tersebut, termasuk dengan melakukan riset dan membaca perjalanan karier Yayasan Karya Salemba Empat hingga mencoba mencari video-video tips and trick lolos seleksi wawancara. Hal yang sangat tak terlupakan bagi saya karena usaha tersebut ternyata benar-benar bekerja saat saya melakukan interview pada keesokan harinya.

Interviewer pada waktu itu berasal dari perwakilan pengelola yayasan hingga alumni penerima Beasiswa KSE. Pertanyaan yang dilontarkan juga bukan pertanyaan umum saja, tetapi pertanyaan yang bisa mendorong kita untuk berpikir lebih luas dan lebih kritis terkait sudut pandang kita terhadap suatu hal yang terkadang belum tentu kita pikirkan sebelumnya. Tahap interview berakhir dengan cukup lancar, dan masa tunggu menuju pengumuman penerima beasiswa pun dimulai. Kurang lebih setelah sekitar 1 bulan, tepatnya pada tanggal 27 Juli 2021, pengumuman Penerima Beasiswa KSE Tahap 1 dipublikasikan dan alhamdulillah saya merupakan salah satu orang yang beruntung disini. Hal yang sangat luar biasa dan patut saya syukuri karena pada hari itu telah terbuka satu pintu peluang lagi bagi saya untuk berkarya dan berupaya bagi sesama. Besar harapan saya bahwa melalui wadah ini, saya bisa berproses dan berkembang untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat.

Setelah saya resmi menjadi Beswan KSE sejak tahun 2021, saya tergabung dalam Paguyuban KSE Undip yang mana merupakan organisasi perkumpulan para beswan KSE di Universitas Diponegoro. Pada organisasi ini saya merupakan staff Departemen Student Social Responsibility atau yang lebih dikenal dengan sebutan SSR. Salah satu project yang saya tangani pada departemen ini adalah Galang Dana yang dilakukan selama 2 kali yaitu pada bulan November dan Desember 2021. Tujuan project ini adalah untuk mengumpulkan bantuan baik secara materi maupun finasial bagi daerah-daerah yang terdampak bencana, contohnya pada waktu itu adalah Banjir di Malang dan Erupsi Gunung Semeru. Melalui program ini, kami juga berhasil untuk melakukan kerjasama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Regional Jawa Tengah dan turut berpartisipasi dalam beberapa kegiatannya.

 

Tidak hanya sampai disitu, sebagai beswan di KSE ini, saya juga terlibat aktif dalam kepengurusan Community Development Alpha yang berlokasi di Kelurahan Sumurboto khususnya dalam bidang maintenance bank sampah serta monitoring hidroponik. Banyak pengajaran yang dapat saya peroleh dari sini terlebih lagi dalam upaya pengembangan sumber daya masyarakat dan pengelolaan sektor lingkungan hidup pada tataran konseptual dan operasional secara nyata yang juga bekerjasama dengan stakeholder setempat. Saya juga pernah berpartisipasi aktif dalam kepanitiaan Technology for Indonesia yang mana dalam hal ini Yayasan KSE mengadakan ajang implementasi penerapan inovasi bagi para jawara yang terpilih. Acara ini dikunjungi oleh sekitar 17 jawara dari berbagai universitas di Indonesia untuk meralisasikan ide, penelitian, temuan, dan inovasinya secara langsung kepada masyarakat bersangkutan di bidang tertentu. Satu hal yang cukup beruntung disini adalah acara tersebut juga turut diresmikan oleh Ibu Walikota Semarang yang datang secara langsung ke Kelurahan Sumurboto dan berinteraksi dengan kami para beswan KSE.

Cukup banyak hal yang bisa saya lakukan disini terutama melalui beberapa program yang erat dengan pengembangan sosial dan lingkungan. Pada akhir bulan Januari 2022 lalu, saya berkesempatan menjadi panitia sekaligus peserta Gerakan Pungut Sampah yang diadakan oleh Yayasan KSE secara serentak di 35 titik Indonesia. Pada saat itu, kami para beswan juga membagi spot-spot tertentu di area Tembalang untuk realisasi pemungutan sampah seperti di kawasan Kantor PLN Semarang, Kawasan Sumurboto, Jangli, hingga sekitar Universitas Diponegoro. Pada acara ini, selain melakukan gerakan pungut sampah tersebut, kami juga melakukan sosialisasi kepada warga sekitar mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya, melakukan pemilahan sampah, bahkan hingga mendaur ulang sampah menjadi produk yang bernilai jual.

Pada akhir Februari 2022, Yayasan juga mengadakan program serupa namun bedanya untuk kali ini bergerak di bidang kesehatan yaitu kegiatan Donor Darah serentak pada 35 titik di Indonesia. Suatu kesempatan yang tak terhingga, karena pada project ini saya dan teman-teman Departemen SSR memiliki kapasitas penuh sebagai penanggung jawab sekaligus bekerjasama dengan Unit Donor Darah PMI Kota Semarang dan Takmir Masjid Baitunnur Ngesrep, Banyumanik. Program ini disambut dengan sangat baik oleh masyarakat setempat bahkan mereka juga berharap untuk acara ini agar dapat dilaksanakan secara kontinuitas dalam rangka mensupport ketersediaan darah dalam membantu pihak yang membutuhkan.

Tidak sampai disitu saja, pada bulan Ramadhan lalu, kebetulan bertepatan dengan acara Ulang Tahun Paguyuban KSE Undip, kami melakukan kegiatan Bakti Sosial di Panti Asuhan Riyadhussalam Meteseh. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23 April 2022 sekitar pukul 16.30-19.00 WIB bersama dengan anak-anak panti asuhan. Acara tersebut sangat menyenangkan karena dalam hal ini hakikat dari prinsip kemanusiaan benar-benar dapat dirasakan yaitu dengan berbagi kepada sesama serta pihak yang membutuhkan. Banyak canda dan tawa yang saya dan teman-teman saya rasakan saat berinterkasi dalam kegiatan tersebut, terlebih saat melakukan games pengetahuan agama untuk anak-anak panti hingga waktu berbuka puasa bersama pun tiba. Bapak dan ibu pengelola Panti Asuhan Riyadhussalam sangat menyambut baik acara ini dengan memberikan support penuh dan turut berpartisipasi dalam keberjalanan acara. Acara diakhiri setelah penyerahan bantuan sembako dan finansial kepada Yayasan Panti dan foto bersama.

Makna Karya Salemba Empat bagi saya yang awalnya hanya diorientasikan sebagai wadah untuk berkembang ternyata benar-benar terwujud. Bahkan bukan hanya sekedar itu, melalui amanah sebagai Beswan KSE Undip ini, saya bisa benar-benar memaknai apa arti menjadi manusia melalui prinsip yang selalu digaungkan yaitu Sharing, Networking, dan Developing. Kita diajarkan untuk selalu berbagi dalam segala hal termasuk ilmu yang kita miliki karena melalui hal tersebut kita bisa membentuk jejaring relasi yang sehat dan supportif. Hal inilah yang akhirnya berimplikasi pada wujud kontribusi efektif dan upaya progresif yang dilakukan setiap harinya dalam menjalani proses menuju kualitas hidup yang lebih baik. Pada prinsipnya, seperti yang telah dikatakan oleh Lenang Manggala (Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia) bahwa “Jika pendidikan tidak mendorong manusia untuk berjuang mewujudkan impiannya, berbagi dan berkarya untuk berkontribusi pada lingkungannya, serta mengokohkan keimanan pada Sang Pencipta, maka untuk apa pendidikan itu ada?” Hal tersebutlah yang memaknai bahwa prinsip sukses bukan hanya sekedar memperoleh pencapaian terhadap apa yang kita inginkan, tetapi bagaimana kita mewujudkan suatu pencapaian tersebut menjadi bentuk pengabdian untuk bermanfaat bagi sesama. Dengan demikian, percaya atau tidak kita semua akan dapat belajar sedikit demi sedikit untuk menjadi mahasiswa atau bahkan menjadi pribadi yang berintegritas, berdedikasi, berprinsip, dan konsisten terhadap segala keputusan yang telah kita ambil. Semangat semuanya!!! Nikmati prosesnya, sertakan Tuhan didalamnya.