Pada hari Kamis, 25 Oktober 2024 telah berlangsung International Lecture Series #05 diselenggarakan secara sinkronus melalui zoom meeting dan asinkronus melalui YouTube. Tema diskusi webinar tersebut ” Inclusive Urban Design”, berkaitan erat dengan tujuan pembangunan berkelanjutan 11 (Kota dan Permukiman yang berkelanjutan). Pada kesempatan tersebut. Prof. Dr-Ing. Wiwandari Handayani selaku Ketua Departemen Perencananaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro memberikan Opening remaks. Dalam remarksnya beliau menyampaikan Lecture series #05 merupakan lecture series pertama di semester ini, di semester sebelumnya ada 4 lecture series yang sudah dilaksanakan. Di Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Undip Kegiatan lecture series ini merupakan kegiatan rutin yang sudah diselenggarakan selama dua tahun belakangan ini. Diharapkan kegiatan ini memberikan manfaat bagi mahasiswa program S1, S2 dan S3 untuk memahami isu global dalam mengembangkan ide inovatif penelitian. Tema perancangan kota inklusif kali ini juga bisa menjadi tema yang menarik dalam pengembangan penelitian.
Pada kegiatan ini Grandy Loranessa Wungo, ST, MT dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro sebagai Moderator yang memandu diskusi dua pemateri. Materi pertama disampaikan oleh Prof. Chun, Hyun-Jin, Ph.D dari Department of Design School and Arts: Nanjing University of Aeronautics dan Astronautics (NUAA), Nanjing, China, terkait “Urban Design Using the Concept of Korean Traditional Garden”. Sementara itu Dr.-Ing. Wakhidah Kurniawati dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro, menjabarkan Redefining Inclusive Public Space in Today’s Era”
Catatan penting salah satu fokus utama kota inklusif menyediakan ruang publik tidak hanya untuk tempat rekreasi tetapi menyediakan ruang komunitas yang berkelanjutan secara sosial dan ekonomi. Pentingnya membangun desain kota yang mempertimbangkan warisan budaya dan kearifan lokal, kombinasi elemen lokal dan modern sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat lokal dan wisatawan baik lokal maupun internasional. Selain itu perlu kolaborasi dalam merancang ruang publik antara akademisi, praktisi dan masyarakat.
Terdapat 100 peserta yang hadir secara sinkronus (zoom meeting) tidak hanya dari kalangan mahasiswa dan dosen di lingkunp Universitas Diponegoro, namun juga civitas akademika dari universita lainnya, perwakilan instansi pemerintah, NGO serta alumni Universitas Diponegoro