Pada tanggal 21 – 29 April 2024, serangkaian kegiatan yang menjadi bagian dari Joint Teaching Research Course Project “Climate Change and Planning: Critical Pedagogies from Coastal/Delta Cities of Asias” di Indonesia telah dilaksanakan. Proyek tersebut merupakan kegiatan kerjasama antara Global Center of Spatial Methods for Urban Sustainability (GCSMUS) – TU Berlin, Undip dan Indian Institute of Technology Kharagpur (IITKGP), meliputi kegiatan perkuliahan di kelas dan kunjungan lapangan ke beberapa wilayah pesisir di Pantai utara Pulau Jawa. Tujuan implementasi proyek ini adalah untuk memahami fenomena perubahan iklim dalam lingkup transdisciplinary, yaitu dari ilmu sosial-humaniora dan perencanaan kota. Proyek penelitian ini berkaitan dengan target-target SDG 11, secara langsung (11.3 – Urbanisasi Inklusif dan Perencanaan Terpadu dan Partisipatif; 11.5 – Ketahanan terhadap Bencana; 11.6 – Mengurangi Dampak Lingkungan Perkotaan) dan secara tidak langsung (11.4 – Warisan Budaya dan Alam; 11.A – Pedesaan Keterkaitan Perkotaan; 11.B – Manajemen Risiko Bencana Komprehensif).
Dr. Jenia Mukherjee dan Shreyashi Bhattacharya menjadi perwakilan dari Indian Institute of Technology Kharagpur – India yang hadir ke Universitas Diponegoro. Dr. Jenia dan Shreyashi memberikan perkuliahan untuk mata kuliah pilihan Community-based Urban and Rural Resilience (Ketahanan Kota dan Desa Berbasis Masyarakat) – kelas IUP (S1) dan Climate Change and Planning (Perubahan Iklim dan Perencanaan) – kelas URP (S2).
Selain kegiatan perkuliahan di dalam kelas, terdapat kegiatan kunjungan lapangan ke beberapa desa (Desa Api-api, Wonokerto Kulon, Semut) di Kabupaten Pekalongan, Kampung Nelayan Muara Angke (DKI Jakarta) dan Muara Bengawan Solo (Kabupaten Gresik). Lebih jauh, kegiatan ini ditujukan untuk mengeksplorasi contoh-contoh nyata yang berhubungan dengan penciptaan pengetahuan secara kolaboratif (knowledge co-production) dan/atau memahami dampak dari tren perubahan lingkungan serta inisiatif masyarakat baik dalam dimensi spasial maupun temporal.
Pada kegiatan kunjungan lapangan ke Pekalongan, mahasiswa diajak untuk melihat hasil dari knowledge co-production untuk menghadapi perubahan iklim berupa Pemecah Gelombang Ambang Rendah (PEGAR) di Desa Api-api. Mahasiswa juga mengikuti diskusi dengan beberapa aktor dari NGO (Mercy Corps Indonesia), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mitra Mina, Kepala Desa Api-api, dan Ketua Kelompok Tani Alam Lestari. Selanjutnya, mahasiswa diajak untuk melihat rumah-rumah yang tenggelam dampak dari perubahan iklim di Desa Semut dan Wonokerto Kulon.
Kunjungan ke Kecamatan Ujungpangkah di Kabupaten Gresik mempunyai fokus yang berbeda. Tujuan utamanya adalah untuk mengamati upaya adaptasi berbasis alam (nature-based solution) yang diterapkan melalui hutan bakau di sepanjang Muara Bengawan Solo. Kunjungan ini menekankan peran penting hutan bakau dalam melindungi wilayah muara sungai, serta pentingnya mendukung keanekaragaman hayati dan mata pencaharian masyarakat setempat. Kunjungan lapangan ini memberikan pandangan komprehensif tentang pendekatan berbasis masyarakat dan berbasis alam terhadap keberlanjutan dan ketahanan di wilayah pesisir.