Pada hari Minggu s.d. Selasa, 13 – 15 Februari 2022 telah dilaksanakan kegiatan “Workshop Landscape Urbanism Metro Java 2045”. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari “Expert Workshop Kajian Metro Java 2045” yang diselenggarakan pada bulan September dan Desember 2021. Tema kegiatan kali ini secara umum terkait dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 11/ SDG 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan). Informasi pendukung terkait kegiatan Metro Java 2045 dapat diakses pada laman http://metrojava2045.org/. Tujuan kegiatan workshop ini adalah untuk menghimpun berbagai ide dan masukan dari para peserta dan narasumber terkait dengan konsep perencanaan “Desakota Reconnected” di Kawasan Borobudur, dengan mengambil kasus Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid. Workshop kali ini juga melibatkan mahasiswa dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Gadjah Mada yang mengambil mata kuliah International Joint Studio sebagai peserta kegiatan.
Workshop yang berlangsung selama tiga hari secara luring tersebut menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari perwakilan desa hingga pihak pemerintah pusat. Kegiatan pada hari pertama bertempat di Progosari, Kecamatan Mungkid diikuti oleh perwakilan masyarakat Desa Ngrajek, Komunitas Saujana Borobudur, dan Jogjakarta Heritage Society (JHS). Kegiatan hari pertama secara umum bertujuan untuk mengetahui pendapat para narasumber dari sisi masyarakat mengenai konsep perencanaan Desa Ngrajek yang ditinjau dari elemen lingkungan dan ketahanan, perencanaan, pembangunan, dan kerjasama. Hasil diskusi pada hari pertama diantaranya ialah perlunya perhatian terhadap pengembangan budidaya perikanan di Desa Ngrajek dan optimalisasi BUMDes untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal masyarakat.
Selanjutnya, kegiatan pada hari kedua bertempat di Kampung Ulam Ngrajek yang dihadiri oleh perwakilan dari Jogjakarta Heritage Society (JHS), Pemerintah Desa Ngrajek, Dinas Perikanan Kabupaten Magelang, BAPPEDA dan Litbangda Kabupaten Magelang, dan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Magelang. Mengusung konsep diskusi yang sama dengan hari pertama, kegiatan pada hari kedua bertujuan untuk menghimpun gagasan dan masukan dari sisi pemangku kepentingan/pemerintah. Konsep perencanaan desakota di sekitar Kawasan Borobudur didiskusikan dengan berdasarkan empat elemen yaitu pembangunan, perencanaan, lingkungan, dan kerjasama atau tata kelola. Hasil diskusi pada hari kedua diantaranya ialah perlunya mengutamakan upaya konservasi dan pelestarian di sekitar Kawasan Borobudur dalam mengembangkan konsep “Desakota Reconnected”.
Kegiatan pada hari terakhir (Selasa, 15 Februari 2022) diawali dengan membahas tentang overview hasil workshop pada hari pertama dan kedua, dan dilanjutkan dengan penyampaian gagasan dan masukan dari para narasumber. Adapun narasumber yang hadir pada workshop hari ketiga ialah perwakilan dari pihak pemerintah desa hingga pemerintah pusat seperti Pemerintah Desa Ngrajek, Staff Ahli Bupati Magelang, BAPPEDA dan Litbangda Kabupaten Magelang, Dinas PUSDATARU Provinsi Jawa Tengah, dan Balai Konservasi Borobudur. Turut hadir juga perwakilan akademisi dari Departemen Teknik Sipil dan Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro. Diskusi pada hari terakhir menghasilkan beberapa kesimpulan diantaranya adalah perencanaan di Desa Ngrajek dan sekitar Kawasan Borobudur harus efektif, implementatif, dan mengutamakan lingkungan serta aspek warisan budaya dengan memperhatikan instrumen peraturan yang berlaku. Seluruh input dari peserta workshop selama tiga hari tersebut akan dipertimbangkan dalam pengembangan konsep Metro Java 2045 yang lebih matang lagi. Secara jangka panjang, selanjutnya akan ada rencana untuk pengembangan platform perencanaan virtual sehingga seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan dapat secara inklusif terlibat dalam proses perencanaan.