Pandemi Covid-19 merupakan salah satu fenomena yang memberikan dampak secara global. Fenomena tersebut juga berdampak terhadap seluruh aspek kehidupan seperti ekonomi dan sosial termasuk pula dinamika kehidupan di sebuah kota. Bersamaan dengan adanya momentum pemulihan secara global dari pandemic, Laboratorium Rancang Kota Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro mengadakan konferensi internasional the 2nd ICUDeP. Konferensi ini berjudul “Sustainable Urban Design and Development In Post-Pandemic World”. Konferensi ini bertujuan untuk mensosialisasikan persepektif serta pengetahuan baru mengenai masa depan kota yang berkelanjutan.

Konferensi ini dilaksanakan secara daring pada Sabtu, 11 Juni 2022. Dihadiri oleh 200+ peserta dari beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia, Ghana dan Belanda. Dr. -Ing. Santy Paulla Dewi, ST, MT sebagai ketua komite penyelenggara konferensi, the 2nd ICUDeP menghadirkan 4 pembicara inspiratif. Konferensi ini membahas mengenai penyesuaian-penyeusaian yang harus dilakukan dalam mengembangkan sebuah kota di masa depan. The 2nd ICUDeP juga memberikan kesempatan kepada para mahasiswa, peneliti, lektor dan para professional untuk mengirimkan hasil studi ataupun penelitian dari seluruh dunia sebagai bentuk implementasi pengetahuan dan perspektif baru dalam pengembangan sebuah kota.

Prof. Matthijs Bouw sebagai salah satu pembicara dari University of Pennsylvania, menjelaskan bahwa dunia ini sedang mengalami perubahan secara iklim yang berdampak pada lingkungan dan beresiko mengalami “Biodiversity Collapse”. Hal ini juga didukung oleh pemaparan yang dijelaskan oleh tiga pembicara lain yang menjelaskan mengenai preservasi sebuah nilai budaya sebuah kota untuk masa depan, penjelasan mengenai ibukota baru Indonesia dan strategi implementasi desain kota yang berkelanjutan. Konferensi ini sepakat bahwa sebuah kota di masa depan harus mampu menyeimbangkan antara perkembangan yang terjadi dengan aspek lingkungan, budaya dan bermasyarakat. Konferensi ini merupakan hasil kerjasama dengan Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP), Universiti Teknologi Malaysia (UTM), dan Universitas Diponegoro.